![]() |
Ibu dan Balita |
Setiap orang tua pasti ingin sekali melihat anaknya tumbuh dengan baik. Mereka juga ingin sekali anaknya pintar. Sedini mungkin, orang tua berlomba-lomba memberikan yang terbaik agar balita mereka tumbuh baik dan menjadi anak yang pintar.
Tak jarang
mereka rela merogoh kocek yang begitu dalam untuk tujuan tersebut. Memasukkan
ke sebuah lembaga khusus untuk mendidik balita dengan harapan balita bisa
cerdas lebih cepat dibandingkan dengan balita seusianya.
Namun, apakah
ibu yakin bawasannya tujuan ibu tersebut baik untuk perkembangan balita? Atau justru hal tersebut bagian dari pemaksaan
sehingga perkembangan si kecil akan terganggu?
Mungkin tidak
salah jika ibu mereview kembali apa sih yang disebut dengan tumbuh kembang
anak. Apakah dengan memasukkannya ke sekolah khusus balita yang biaya sangat
mahal hanya untuk membuat balita pintar merupakan cara yang tepat?
Salah Kaprah
Sistem Pendidikan
Sekarang ini,
banyak sekali lembaga pendidikan pre
school yang berdiri di berbagai kota besar dan juga kota kecil. Hal ini
bukan tanpa alasan. Kebanyakan orang tua yang bekerja di kantor membuat mereka
tidak ada solusi lain lagi selain menitipkan ke lembaga pendidikan tersebut.
Selain menitipkan anak ketika mereka bekerja, tempat tersebut juga tempat di
mana balita akan banyak belajar sehingga ia akan menjadi anak yang pandai.
Belum lagi
nanti ketika balita sudah masuk TK atau Taman Kanak-Kanak dan juga SD. Ada juga
SD yang mensyaratkan calon siswa harus sudah bisa membaca dan menulis. Padahal,
tidak ada aturan calon siswa SD itu harus bisa membaca dan menulis.
Hal inilah yang
mendorong setiap orang tua untuk “memaksa” sang buah hati untuk belajar. Karena
hal tersebutlah yang dibutuhkan agar saat balita sudah siap untuk masuk SD, ia
bisa diterima dan ia tidak tertinggal dari anak-anak yang lain.
Apa yang
terjadi saa ini jelas bukan hal yang benar. Anak kecil sudah dipaksa untuk
belajar sementara dunianya seharusnya dunia yang ceria dengan berbagai jenis
permainan. Setiap hari seharusnya mereka bermain, bukan belajar menulis dan
membaca.
Belajar dengan
Negara Maju
Ada hal unik
dari sistem pendidikan di Australia jika dilihat dari kacamata orang Indonesia.
Untuk memastikan tumbuh kembang balita baik, balita tidak akan diajarkan
pelajaran apapun. Yang paling penting, setiap balita harus bisa bersosialisasi
antara satu dengan yang lain.
Itulah mengapa
pendidikan usia dini di Australia hanya seputar aktivitas bermain anak-anak.
Tidak ada sama sekali pelajaran membaca apalagi menulis. Mereka hanya
beraktivitas dengan melakukan berbagai jenis permainan. Tujuannya agar mereka
cerita dan bisa bersosialisasi dengan anak lainnya.
Saat mereka
sudah masuk SD, tidak ada juga tuntuan untuk belajar jenis mata pelajaran
tertentu. Setiap kali masuk sekolah, setiap anak akan ditanya “apa yang ingin
ia lakukan hari ini”. Sementara itu, guru hanya akan mendampingi setiap anak
untuk melakukan apa yang ia ingin lakukan di hari itu. Ada yang ingin
menggambar. Ada yang ingin menulis. Ada yang ingin membaca buku bergambar.
Dengan demikian, anak tidak ada beban saat masuk sekolah.
Walaupun sistem
pendidikan di Australia terlihat santai, ibu bisa lihat outputnya. Banyak sekali orang cerdas dari sana.
Bagaimana
dengan sistem pendidikan di Indonesia? Sudah saatnya orang tua sadar bawasannya
anak itu bukan untuk dipaksa belajar. Orang tua harus membantu anak untuk
menemukan passion-nya. Itulan peran
orang tua sebenarnya.
No comments:
Post a Comment