Wednesday, May 25, 2016

Bermain Bagus untuk Perkembangan Balita, Bukan Belajar

perkembangan balita
Ibu dan Balita

Setiap orang tua pasti ingin sekali melihat anaknya tumbuh dengan baik. Mereka juga ingin sekali anaknya pintar. Sedini mungkin, orang tua berlomba-lomba memberikan yang terbaik agar balita mereka tumbuh baik dan menjadi anak yang pintar.



Tak jarang mereka rela merogoh kocek yang begitu dalam untuk tujuan tersebut. Memasukkan ke sebuah lembaga khusus untuk mendidik balita dengan harapan balita bisa cerdas lebih cepat dibandingkan dengan balita seusianya.

Namun, apakah ibu yakin bawasannya tujuan ibu tersebut baik untuk perkembangan balita? Atau justru hal tersebut bagian dari pemaksaan sehingga perkembangan si kecil akan terganggu?

Mungkin tidak salah jika ibu mereview kembali apa sih yang disebut dengan tumbuh kembang anak. Apakah dengan memasukkannya ke sekolah khusus balita yang biaya sangat mahal hanya untuk membuat balita pintar merupakan cara yang tepat?

Salah Kaprah Sistem Pendidikan
Sekarang ini, banyak sekali lembaga pendidikan pre school yang berdiri di berbagai kota besar dan juga kota kecil. Hal ini bukan tanpa alasan. Kebanyakan orang tua yang bekerja di kantor membuat mereka tidak ada solusi lain lagi selain menitipkan ke lembaga pendidikan tersebut. Selain menitipkan anak ketika mereka bekerja, tempat tersebut juga tempat di mana balita akan banyak belajar sehingga ia akan menjadi anak yang pandai.

Belum lagi nanti ketika balita sudah masuk TK atau Taman Kanak-Kanak dan juga SD. Ada juga SD yang mensyaratkan calon siswa harus sudah bisa membaca dan menulis. Padahal, tidak ada aturan calon siswa SD itu harus bisa membaca dan menulis.

Hal inilah yang mendorong setiap orang tua untuk “memaksa” sang buah hati untuk belajar. Karena hal tersebutlah yang dibutuhkan agar saat balita sudah siap untuk masuk SD, ia bisa diterima dan ia tidak tertinggal dari anak-anak yang lain.

Apa yang terjadi saa ini jelas bukan hal yang benar. Anak kecil sudah dipaksa untuk belajar sementara dunianya seharusnya dunia yang ceria dengan berbagai jenis permainan. Setiap hari seharusnya mereka bermain, bukan belajar menulis dan membaca.

Belajar dengan Negara Maju
Ada hal unik dari sistem pendidikan di Australia jika dilihat dari kacamata orang Indonesia. Untuk memastikan tumbuh kembang balita baik, balita tidak akan diajarkan pelajaran apapun. Yang paling penting, setiap balita harus bisa bersosialisasi antara satu dengan yang lain.

Itulah mengapa pendidikan usia dini di Australia hanya seputar aktivitas bermain anak-anak. Tidak ada sama sekali pelajaran membaca apalagi menulis. Mereka hanya beraktivitas dengan melakukan berbagai jenis permainan. Tujuannya agar mereka cerita dan bisa bersosialisasi dengan anak lainnya.

Saat mereka sudah masuk SD, tidak ada juga tuntuan untuk belajar jenis mata pelajaran tertentu. Setiap kali masuk sekolah, setiap anak akan ditanya “apa yang ingin ia lakukan hari ini”. Sementara itu, guru hanya akan mendampingi setiap anak untuk melakukan apa yang ia ingin lakukan di hari itu. Ada yang ingin menggambar. Ada yang ingin menulis. Ada yang ingin membaca buku bergambar. Dengan demikian, anak tidak ada beban saat masuk sekolah.

Walaupun sistem pendidikan di Australia terlihat santai, ibu bisa lihat outputnya. Banyak sekali orang cerdas dari sana.

Bagaimana dengan sistem pendidikan di Indonesia? Sudah saatnya orang tua sadar bawasannya anak itu bukan untuk dipaksa belajar. Orang tua harus membantu anak untuk menemukan passion-nya. Itulan peran orang tua sebenarnya.


No comments:

Post a Comment