![]() |
Ibu dan Balita |
Tumbuh kembang balita kadang menggelikan. Contohnya saja ketika ia terlihat tertawa senang
dan tertarik dengan lawan jenis. Sebagai orang tua, tentu hal tersebut terlihat
sedikit aneh, bukan? Apalagi usia si kecil masih balita, belum masuk masa
puber.
Mungkin hal ini
terjadi pada balita ibu. Lalu, apa yang harus ibu lakukan? Apakah ibu harus
melarangnya atau membiarkan begitu saja?
Ternyata,
masalah tumbuh kembang balita di mana
si kecil sudah mulai tertarik dengan lawan jenis sudah menjadi perbincangan di
berbagai forum ibu dan anak. Hal ini menunjukkan fenomena ini bukan hal yang
luar biasa. Banyak balita mengalami hal tersebut. Lalu, bagaimana sikap ibu?
Balita Tertarik
dengan Lawan Jenis itu Wajar Lho
Ibu tahu teori
psikologi dari Sigmund Freud? Di dalam teorinya, Freud mengatakan bawasannya
bayi sebenarnya sudah tertarik dengan lawan jenis. Jadi, saat ia balita, ia
sudah semakin tahu mana lawan jenisnya.
Dari teori ini
saja terjawab sudah bawasannya ketertarikan balita terhadap lawan jenis
merupakan bagian dari perkembangan balita. Itu merupakan hal yang sangat alami. Jadi, sebenarnya ibu sebagai
orang tua tidak perlu khawatir.
Para ahli
psikologi mengatakan bahwa ketertarikan balita terhadap lawan jenis merupakan
bagian dari tahap perkembangan psikoseksual. Artinya, balita sudah mulai
mengerti beberapa hal seputar seks.
Lebih dari itu,
seharusnya ibu bangga saat tumbuh
kembang anak sudah mencapai tahap tersebut. Itu merupakan tanda di mana
sistem kognitif sang buah hati bagus. Ia sudah bisa membedakan orang lain
berdasarkan jenis kelaminnya. Ia tahu siapa mana yang laki-laki dan mana yang
perempuan.
Sayangnya,
banyak orang tua yang justru khawatir dengan keadaan tersebut. Ibu jangan
sampai mencegah si kecil untuk tertarik kepada lawan jenis karena hal itu
bersifat sangat alamiah. Yang terpenting adalah peran ibu agar membuat si kecil
semakin memahami seputar seksual.
Peran Ibu
Menjadi Sangat Penting
Dari penjelasan
tersebut di atas, jelas sudah bawasannya tidak ada yang perlu dikhawatirkan
dengan tumbuh kembang balita saat ia
mulai suka dengan lawan jenis. Bahkan, ada juga balita yang bisa membedakan
mana wanita cantik atau laki-laki ganteng.
Yang perlu ibu
lakukan adalah pendampingan. Inilah pentingnya peran ibu dalam mengajarkan
seputar sex education atau pendidikan
seks. Ketika perkembangan psikoseksualnya sudah jalan, maka yang perlu ibu
lakukan hanyalah mengajarkan tentang pendidikan seks.
Ibu bisa mulai
mengajarkan bagian tubuh tertentu yang tidak boleh disentuh oleh orang lain.
Begitu juga sebaliknya. Ajarkan kepada si kecil agar tidak menyentuh bagian
tubuh tertentu orang lain. Katakana saja bahwa organ itu sangat penting
sehingga harus dijaga.
Jika tumbuh kembang anak sudah semakin
matang dan ia semakin dewasa, ibu tingkatkan lagi pemahaman si kecil seputar
pendidikan seks. Saat ia sudah puber misalnya, ibu harus mengajarkan adanya
perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
Yang pasti,
tidak ada yang salah dengan perkembangan
balita saat ia sudah mulai tertarik dengan lawan jenis. Justru ibu akan
lebih mudah untuk menjelaskan seputar sex
education saat ia puber nanti ketika ia sudah tahu mana lawan jenisnya.
Intinya, yang
terpenting adalah peran ibu dalam memperhatikan perkembangan sang buah hati.
Jadi, tidak perlu ibu menghalangi si kecil ketika tertarik dengan lawan jenis
karena justru hal tersebut akan mengganggu tumbuh kembang balita.
No comments:
Post a Comment